DAS Lukulo Hulu merupakan salah satu DAS yang berada di Propinsi Jawa Tengah yang meliputi 3 kabupaten, yakni Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Wonosobo. Pada musim penghujan debit sungai Luk Ulo meningkat tajam sedangkan pada musim kemarau sangat kecil. Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk hutan produksi (pinus) serta tegalan. Pemanfaatan sumberdaya lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan dan tata ruang wilayah, dapat menyebabkan terjadinya bahaya erosi dan longsor, simpanan air berkurang serta menimbulkan masalah banjir, kekeringan dan sedimentasi. Kapasitas infiltrasi tanah pada daerah tangkapan hujan yang tidak sebanding dengan curah hujan mengakibatkan sebagian air hujan berubah menjadi aliran permukaan yang mengerosi tanah dan batuan yang ada. Bukti besarnya tingkat erosi di bagian atas DAS dapat dilihat dari tingginya tingkat sedimentasi sirtu pada tubuh utama aliran sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan tambang. Penggunaan data penginderaan jauh dan SIG (Sistem Informasi Geografi) dapat digunakan untuk pemetaan tingkat erosi yaitu dengan menggunakan metode USLE. citra penginderaan jauh pada penelitian ini menggunakan sensor satelit Landsat TM. Parameter parameter yang digunakan dalam metode USLE antara lain Erosivitas, Erodibilitas, CP, dan LS. Hasil yang didapatkan bahwa tingkat erosi sangat berat pada DAS Lukulo Hulu meliputi desa Wadasmalang, Langse, Wonotirto, Kalibening, Pesangkalan, Kebutuhjurang, Seboro, Pagedangan, Gunungjati, Kebondalem, Duren, Lebakwangi dan kedunggong, dan kelas erosi berat terdapat di desa giritirto, pesangkalan, dan tersebar merata pada DAS. Kata Kunci : Lukulo, DAS, Erosi, USLE, Penginderaan Jauh
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
(2009)