Rawa Pening diketahui mengalami eutrofikasi yang diindikasikan oleh melimpahnya tumbuhan air eceng gondok (Eichornia crassipes). Upaya pengendalian tumbuhan tersebut telah dilakukan oleh pemerintah daerah melalui penebaran ikan herbivora koan (Ctenopharingodon idella), namun sampai saat ini tumbuhan tersebut belum berhasil dikendalikan. Beberapa faktor yang menjadi kendala yang berpengaruh terhadap keberhasilan pengendalian eceng gondok dengan ikan koan kemungkinan adalah kondisi lingkungan perairan, sosial ekonomi masyarakat sekitar serta ketersediaan ukuran ikan yang memadai baik dalam jumlah ataupun ukuran yang siap dintroduksi ke perairan. Oleh karena itu perlu dipersiapkan ukuran dan jumlah benih ikan koan yang memadai yang dilakukan melalui adaptasi ikan ke lingkungan perairan serta keterlibatan masyarakat dalam menyiapkan benih ikan koan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pertumbuhan beberapa jenis ikan herbivorata (Ctenoparingodon idella, Tilapia nilotica dan Puntius javanicus), sebagai upaya menyiapkan benih ikan koan untuk pengendalian tumbuhan air dikombinasi pemeliharaan ikan yang ramah lingkungan. Penelitian dilakukan selama 5 bulan menggunakan jaring apung sebanyak 10 unit ukuran 4 m x 4 m pada tahun 2013. Ikan diberikan pakan alami yang tersedia di perairan (eceng gondok, Salvinia dan plankton). Masing-masing karamba diisi 800 benih ikan dengan beberapa perlakuan yakni pemeliharan koan saja (K), pemeliharaan campuran Koan dan Nila (KN), Koan dan Tawes (KT), Koan, Nila dan Tawes (KNT) serta Nila dan Tawes (NT). Ukuran ikan benih awal (ikan koan: rata rata 0,72 gr dan 3,5-6 cm; ikan Nila rata2: 2,3 gr dan 4,3-6,7 cm; ikan tawes rata2: 1,30 gr dan 4,3-6,3 cm). Selama penelitian diamati kondisi lingkungan perairan (kecerahan dan kedalaman perairan, suhu, pH, oksigen terlarut, N-NO2., N-NH4, TSS & klorofil-a). Hasil pengamatan menunjukkan kondisi lingkungan perairan (Suhu, pH & TSS) mendukung kehidupan ikan kecuali DO, N-NO2 dan NNH4 pada periode tertentu kurang mendukung kehidupan ikan. Kecerahan dan klorofil-a masingmasing berkisar 40 – 90 cm dan 5,33-33,47 mg/m3, mengindikasikan perairan eutrofik. Pertambahan bobot dan panjang ikan Koan tidak secepat dibanding dengan jenis lainnya seperti ikan Tawes dan Nila. Pada akhir percobaan, pertambahan bobot dan panjang yang tinggi pada Koan bila dipelihara bersama ikan Nila, demikan juga ikan Nila pada campuran dengan ikan Koan, sedangkan ikan Tawes pada pemeliharaan campuran ikan nila, koan dan tawes (NKT). Ikan Koan dan Tawes, pertumbuhannya masing-masing alometrik (b<3) dan isometrik (b=3), sedangkan ikan nila, alometrik dengan nilai b>3 hanya ditemukan pada pemeliharaan campuran dengan Koan dan Tawes. Pada umumnya faktor kondisi ikan menunjukkan kemontokan atau K>1.
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan MLI I, Cibinong 3 Desember 2013. Hal. 33-52
(2013)