Description
|
Fenomena kemiskinan saat ini memerlukan pendekatan yang bersifat multidimensi. Salah satu dimensi kemiskinan adalah hilangnya kesempatan dan kurangnya kapasitas masyarakat dalam mengakses kebutuhan dasar, yaitu air bersih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan sebuah konsep atau model konseptual peningkatan ketersediaan serta akses air bersih sebagai salah satu aspek dalam usaha mengurangi kemiskinan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah perhitungan matematis water poverty index (WPI), analisis GIS, statistik, FGD, dan survei/wawancara. Adapun konsep disusun berdasarkan eksplorasi variabel-variabel penyusun WPI yang terdiri atas komponen resources, access, use, capacity, dan environment. Eksplorasi dilakukan dengan metode korelasi-regresi statistik. Kemiskinan air dalam kasus penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah capacity, resources, access, use, dan environment. Kelima faktor tersebut secara bersama-sama dapat memengaruhi tingkat kemiskinan air terutama pada kalangan rumahtangga. Analisis hasil korelasi-regresi dilakukan dalam dua kajian. Pertama, mengkaji hubungan antara indikator pada setiap komponen WPI dengan WPI sebagai indeks komposit. Kajian analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana indikator pada komponen-komponen WPI tersebut memberikan pengaruh terhadap kemiskinan air di suatu daerah atau lokasi. Kedua, kajian hasil analisis korelasi antara indikator komponen capacity dengan indikatorindikator pada WPI lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sektor air bersih dari aspek fisik terhadap kemiskinan (aspek ekonomi) di suatu daerah atau lokasi. Konsep yang telah dibangun tersebut selanjutnya dikembangkan dan disempurnakan melalui proses FGD dan survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang memengaruhi kemiskinan air di suatu daerah adalah daya beli, kualitas air minum, cakupan pelayanan air minum, jumlah kebutuhan air untuk kepentingan domestik (rumah tangga), dan indeks konservasi alami. Indikator kebijakan penetapan jumlah penggunaan air perkapita per hari (U1), jumlah penduduk (R3), kualitas air berdasarkan harga (A3), indeks konservasi (E1 dan E2), dan curah hujan (R2) adalah indikator yang secara sendiri maupun bersama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap status ekonomi di lokasi studi. Hasil kajian tersebut terlihat bahwa WPI sangat signifikan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Oleh karena itu, apabila ketersediaan air semakin langka atau akses masyarakat terhadap air bersih semakin sulit maka daya beli masyarakat juga akan semakin rendah. Dengan demikian, akan berpengaruh terhadap indeks kemiskinan air di lokasi tersebut. Sementara, kebutuhan air untuk kepentingan domestik dan indeks konservasi alami merupakan dua indikator yang berpengaruh baik terhadap kemiskinan air maupun kemiskinan ekonomi. Semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan air bersih di satu sisi. Sementara di sisi lain, peningkatan kebutuhan lahan pemukiman menyebabkan berkurangnya daya resap air. Kondisi ini mengancam ketersediaan air dimana daya dukung lahan yang dicerminkan dari indeks konservasi alami relatif tetap dan bersifat sebagai pembatas (kontrains). Oleh karena itu, agar hal ini tidak menjadi masalah yang bersifat dilematik dan mengorbankan kelompok masyarakat miskin maka antara pengelolaan lahan dan air perlu dilakukan secara terpadu. Selain itu, sumber-sumber air sebaiknya dikelola sendiri oleh pemerintah dan bekerja sama dengan masyarakat setempat. Pemerintah sebaiknya memberdayakan kelompok masyarakat untuk melakukan pengelolaan sumber air, mulai dari sumbernya hingga pendistribusiannya secara lokalitas dengan pemberian dana stimulan. Hal ini untuk menghindari kelompok pengusaha yang ingin memanfaatkan sumber air untuk kepentingan bisnis semata. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai tool yang operasional untuk bantuan langsung, melainkan sebagai pendukung (support) dalam rangka melakukan evaluasi program kemiskinan berdasarkan kebutuhan dasar (basic need), khususnya air bersih. Penelitian ini juga memberikan informasi dalam menentukan target kemiskinan secara geografis serta memahami garis besar penyebab kemiskinan di suatu lokasi terkait dengan sektor air. (2011)
|