Pembangunan yang tidak terencana dengan baik pada umumnyaakan berujung dengan konflik kepentingan. Memecahkan konflik sering kali terhalang oleh keakuan, bukan oleh kepentingan nasional, kelestarian sumber daya alam, atau keuntungan paling besar bagi negara. Sudah sejak beberapa dasawarsa yang lalu konflik kepentingan pemanfaatan kawasan Bali bagian barat terjadi karena pemanfaatannya sebagai kawasan konservasi, lahanpertanian, dan pemukiman serta sebagai hutan produksi. Konflikini harus dihentikan dengan dasar pertimbangan yang paling menguntungkan dan bersifat berkelanjutan. Sebagai salah satu upaya dalam rangka mengembalikan pengelolaan kawasan agar sesuai dengan peruntukannya, tulisan ini mencoba menyajikan berbagai tinjauan pemafaatan kawasan berdasarkan parameter lingkungan yang relevan.
Jakarta: LIPI Press, 2017. xv hlm. + 351 hlm.; 14,8 × 21 cm
(2017)