Description
|
Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas-gas yang mempunyai kemampuan menyerap radiasi gelombang panjang dan memancarkannya lagi ke permukaan bumi dalam bentuk energi panas. GRK yang ada di atmosfir dapat terjadi baik secara alamiah maupun karena adanya aktivitas kegiatan manusia. Dalam konteks konvensi perubahan iklim, yang dimaksud GRK adalah gas-gas yang terjadi akibat aktivitas manusia. Adapun GRK yang diatur dalam Protokol Kyoto terdiri atas enam macam gas, yaitu karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O2), hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorokarbon (PFCs) dan sulfurheksafluorida (SF6). Konsentrasi GRK di atmosfer terutama CO2 meningkat sangat signifikan di era industri. Dalam periode 1985-1998 konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat dari 286 ppm menjadi 366 ppm. Jika tidak dimitigasi konsentrasi CO2 akan mencapai 550 ppm di pertengahan abad 21, akibatnya kenaikan suhu bumi secara global akan mengalami peningkatan. Biodiversitas tumbuhan terbukti dapat memberikan sumbangan yang signifikan terhadap penurunan GRK di atmosfir. Setiap tahunnya sekitar 60 gigaton karbon (C) diserap oleh ekosistem daratan dan sekitar 90 gigaton diserap oleh ekosistem laut. Penelitian dilakukan dalam rangka pemanfaatan sumber daya hayati untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim di Indonesia. Pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan meliputi: 1) pengungkapan potensi serapan CO2 dari beberapa jenis tanaman terpilih, yaitu tanaman perkebunan, tanaman hutan konservasi, tanaman hutan produksi, tanaman hutan/taman kota, dan tanaman buah-buahan; 2) mengembangkan metode untuk meningkatkan serapan CO2 dengan memperbaiki faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan fiksasi CO2; 3) mengintegrasikan jenis tanaman dan metode yang tepat untuk pengembangan model revegetasi dengan hasil sekuestrasi karbon yang maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang tumbuh atau diukur pada kondisi alam memiliki kemampuan serapan CO2 dan sekuestrasi karbon lebih tinggi dibandingkan yang tumbuh pada kondisi lingkungan terkontrol seperti rumah kaca. Untuk tujuan revegetasi dapat dipilih jenis-jenis pohon yang selain dapat memenuhi kebutuhan ekonomi juga dapat menyerap CO2 dan menyimpan karbon maksimal. Jenis-jenis pohon yang memiliki potensi serapan CO2 dan laju pertumbuhan tinggi untuk pohon buahbuahan adalah rambutan, mangga, durian, alpukat dan jambu. Untuk tanaman industri adalah cengkeh, kakao, kopi, dan karet; untuk tanaman hutan produksi menggunakan jenis tanaman jati klon K, jati klon 4, jati klon 1, meranti, dan suren. Adapun tanaman untuk hutan konservasi menggunakan jenis tanaman rasamala, damar, mahoni, nyamplung, butun, ketapang dan kisawo. (2011)
|