Description
|
Konflik di Pantai Utara Jawa, khusunya Di Pasuruan, Surabaya, Jepara, Pekalongan, dan Cirebon, disebabkan oleh berbagai faktor. Sumber konflik di lima wilayah yang dikaji menunjukkan karakteristik dan tipologi konflik yang berbeda-beda. Konflik di Pasuruan bersumber dari konflik antarkelas marginal, terutama didaerah pantai antarsesama kelompok nelayan, antara buruh dan pengusaha, serta antara petani dan kalangan militer. Karakteristik konflik lainnya adalah konflik yang bersumber dari problematika sosio-religius dan ekonomi, baik yang dipicu oleh kesenjangan sosial, perbedaan pemahaman keagaman maupun perbedaan kepentingan politik. Di Surabaya sebagai kota industri, konflik kebanyakan bersumber pada masalah perburuhan dan pertahanan yang menimbulkan berbagai protes dan tindakan anarkis masyarakat. Konflik di jepara dan pekalongan memiliki unsur kemiripan dari segi sumbernya. Kedua daerah sebagai basis industri tradisonal, konfliknya bersumber pada persaingan ekonomi pribumi dan etnis Tionghoa. Dimensi lainnya menjadi penyebab konflik adalah persoalan politisasi kelompok dalam pergulatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik. Sementara konflik di Cirebon dilator-belakangi oelh pergeseran pola hidup serta konflik sosial-ekonomi akibat krisis yang terjadi. Lima dimensi konflik di apntura ada yang bersifat nyata dan tersembunyi. Berbagai langkah dan upaya penyelesaian oleh berbagai pihak harus dilakuakan secara serius, agar skala konflik tersebut tidak meluas. Ini dari upaya penyelesaian yang ditawarkan dalam studi ini terangkum dalam rekomendasi penyelesaian jangka pendek, menengah dan panjang, sesuai dengan karakteristik dan tipologi konflik yag terjadi. (2001)
|