Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui respons hutan rawa gambut sebagaipenyangga air Danau Melintang, di Teluktuk, Kecamatan Penyinggahan, Kabupaten Kutai Barat,Provinsi Kalimantan Timur. Parameter yang diukur adalah curah hujan dan tinggi muka air rawa pada variasi kerapatan vegetasi. Hujan sebagai input dalam siklus hidrologi sedangkan fluktuasi muka air merefleksikan kemampuan Hutan Rawa Gambut untuk menyimpan air dalam perannya sebagai kawasan penyangga. Pengukuran fluktuasi muka air rawa dilakukan pada kerapatan hutan yang berbeda dengan jarak 500m, 1.000m dan 1500 m dari surut terendah danau. Curah hujan harian terendah 0,197 mm dan tertinggi 25,610 mm. Regresi linear menunjukkan adanya hubungan langsung antara hujan dengan fluktuasi muka air, meskipun sangat kecil. Titik pengamatan 1 dengan kerapatan vegetasi jarang mempunyai persamaan y =3,071x+1453 dengan r2= 0,292 titik 2 dengan kerapatan vegetasi sedang mempunyai persamaan y = 3,055x+1101 dengan r2 = 0,299 dan titik 3 dengan kerapatan vegetasi paling rapat mempunyai persamaan y =2,777x+1226 dengan r2=0,004. Hal tersebut menunjukkan masih sangat dominannya faktor vegetasi dalam menahan air hujan. Semakin rapat vegetasi didalam fluktuasi muka airnya semakin kecil, yang diartikan sebagai respons yang lambat terhadap curah hujan meskipun kondisi tanah sudah jenuh air. Hal ini disebabkan sebagian besar air hujan akan tertahan pada tajuk, daun dan batang tumbuhan, sedangkan air yang jatuh ke permukaan tanah akan terserap dan tertahan pada material gambut. Simpulan yang dapat diambil adalah hutan rawa gambut dilokasi penelitian masih cukup bagus dalam perannya sebagai penyangga air danau melintang.
Prosiding Seminar Nasional Limnologi V
IBSN : 978-979-8163-14-2
(2010)