Description
|
Penelitian sekuestrasi dan karbon stok di beberapa tipe ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dilakukan selama periode tahun 2009-2011. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung data-data biomassa dan karbon stok di Indonesia, yang sampai saat ini masih lebih banyak dilakukan di hutan tanaman industri. Sampai saat ini, perhitungan biomassa masih banyak berdasarkan alometrik yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti asing yang mengerjakan penelitiannya di hutan-hutan tropis bukan wilayah Indonesia ataupun di hutan-hutan Indonesia tapi hanya mewakili ekosistem tertentu, misalnya di hutan kerangas, hutan jati, hutan akasia, dan beberapa hutan tanaman industri lainnya. Adapun Indonesia memiliki kawasan yang sangat luas dengan tipe ekosistem yang sangat beragam (tercatat lebih dari 47 ekosistem), hal inilah yang menjadi alasan penelitian ini dilakukan. Diharapkan dengan data hasil penelitian memberikan sumbangan dalam pembuatan standar penentuan biomassa untuk wilayah Indonesia yang mewakili berbagai macam ekosistem. Dengan adanya program Reduce Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD) Plus, data ini berperan dan mendukung tersusunnya standar estimasi biomassa di Indonesia yang tentu saja masih harus melengkapi data yang lain dan bekerjasama dengan stakeholder terkait yaitu Kementerian Kehutanan. Kegiatan penelitian dilakukan dengan dua pendekatan,yaitu studi lapangan dan analisis sampel di laboratorium. Kegiatan lapangan dilakukan melalui tahapan studi ekologi jangka panjang (tahun 2006-2011) dengan langkah awal pembuatan petak penelitian permanen di berbagai macam ekosistem, yaitu hutan dataran rendah, pegunungan rendah, hutan rasamala (jenis dominan adalah Altingea excelsa), hutan pinus, dan hutan agathis. Pengukuran yang dilakukan untuk studi ekologi adalah pengukuran diameter, tinggi, dan tinggi bebas cabang pohon. Pengukuran ulang ini dilakukan untuk melihat dinamika hutan, dinamika biomassa dan karbon untuk menentukan kemampuan penyerapan karbon pada ekosistem yang diukur. Selain itu, dilakukan pengambilan sampel gugur serasah untuk memprediksi input karbon dari gugur serasah dalam ekosistem. Pengamatan dan pengambilan sampel bulanan gugur serasah dilakukan untuk mengetahui besarnya biomassa dan karbon dalam ekosistem. Selanjutnya, persiapan dan proses sampel untuk analisis karbon dilakukan di Laboratorium Tanah dan Serasah di Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi. Hasil analisis diketahui persamaan untuk estimasi biomassa pohon di beberapa tipe ekosistem berdasarkan persamaan eksponensial dengan menggunakan dua variabel, tinggi dan diameter pohon, dimana estimasi dilakukan per tahun. Persamaannya adalah biomassa = a* diameter^b, dimana nilai a dan b merupakan nilai-nilai konstanta. Dari persamaan tersebut diperoleh bahwa estimasi biomassa pohon, yang mana kisaran biomassa pada hutan alami (tahun 2006-2011), hutan rasamala (2008-2011), hutan pinus 1 dan 2 (2009-2011), dan hutan agathis (2009-2011) adalah, secara berturut-turut, 190,1-215,6; 288,6-321,8; 269,5-355,7; 279,5-287,1; dan 308,3-448 t/ha. Hasil pengamatan gugur serasah di beberapa tipe ekosistem yang tertinggi adalah di hutan rasamala sebesar 11,24 t ha-1 , diikuti dengan hutan agathis 9,33 t ha-1 , hutan pegunungan rendah di Cagar biospher Cibodas sebesar 8,9 t ha-1 , hutan dataran rendah senilai 8,6 t ha-1 dan terendah adalah hutan pinus 7,3 t ha-1.Data ini merupakan akumulasi data selama pengamatan berlangsung karena untuk kesahihan data yang bagus adalah akumulatif dari minimal pengamatan 2 sampai 3 tahun. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan sekuestrasi karbon di hutan rasalama adalah yang tertinggi sebesar 10,2 t CO2 ha-1 tahun-1 bila dibandingkan dengan hutan pinus (7,4 t CO2 ha-1 tahun-1 ) dan hutan dataran rendah (5,9 t CO2 ha-1 tahun-1 ). Bila dikonversikan dengan luasan seluruh Taman Nasional (kecuali ekosistem alpine yang belum terdata) maka kemampuan penyerapan karbon total adalah sebesar 137,1 Giga ton CO2 tahun-1. Data potensi karbon stok dan kemampuan penyerapan karbon sangat bermanfaat untuk persiapan data perdagangan karbon terutama dikawasan TNGG Pangrango. Kawasan ini menyimpan potensi karbon stok yang cukup besar yaitu sekitar 2713,2 G ton C setara dengan 13,57 juta USD (bila 1 ton C = 5 US Dollar). Untuk kegiatan diseminasi dan publikasi tahun 2009-2011, tim peneliti aktif dalam acara seminar dan workshop. Seminar dan workshop yang sudah diikuti, antara lain Seminar PBI di Malang dan Seminar Nasional di Kebun Raya Cibodas. Selain itu, tim peneliti diundang sebagai pembicara dalam beberapa pertemuan ilmiah, antara lain pada Workshop Asian Carbon Update tahun 2011, Workshop REDD di Malaysia dan sebagai pembicara utama dalam Indonesian Carbon Update yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Dalam kesempatan ini tim diberi kepercayaan untuk menyampaikan cara perhitungan biomassa dan karbon stok berdasarkan pengalaman yang sudah dilakukan, dan diharapkan adanya kerjasama untuk memberikan masukan standar metodologi untuk penentuan biomassa dan karbon di Indonesia. (2011)
|