Description
|
Teknologi biogrouting merupakan teknologi yang menyimulasikan proses diagenesis yaitu transformasi butiran pasir menjadi batuan pasir (calcarenite/sandstone). Kristal kalsit (CaCO3) yang terbentuk dari teknologi biogrouting akan menjadi jembatan antara butiran pasir sehingga menyebabkan proses sementasi, dan mengubah pasir menjadi batuan pasir. Teknik ini merupakan teknologi baru di dalam ilmu geologi dan mikrobiologi yang mulai diaplikasikan sejak sekitar tahun 2005. Pada penelitian ini telah dilakukan pencarian mikroba dari alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk biogrouting serta analisis teknik dan mekanika tanah hasil biogrouting sehingga dapat diaplikasikan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan bakteri yang mempunyai aktivitas enzim urease tinggi, menentukan kondisi optimum bakteri laut yang unggul dalam menghasilkan kalsit, memperoleh aspek ekonomi produksi dalam pengembangan media dan kondisi pertumbuhannya, menentukan prosedur pembuatan semen yang paling efisien, analisis kekuatan pasir hasil biosementasi, dan pengembangan teknologi skala pilot. Penelitian dilakukan selama tiga tahun (tahun 2010- 2012) dengan jumlah sampel 7 buah sampel tanah dari Grassberg Papua, 7 buah dari Gua Selarong dan Pantai Parangtritis Yogyakarta, 20 buah dari Sulawesi Tenggara, dan 49 buah dari Pulau Satonda, Bima, Nusa Tenggara Barat. Metode penelitian dilakukan melalui isolasi dan purifikasi bakteri penghasil urease, uji aktivitas enzim urease, uji kuantitatif aktivitas bakteri biogrouting, penentuan bakteri untuk biogrouting, identifikasi bakteri secara molekuler dengan menggunakan gen 16S rRNA, produksi bakteri biogrouting skala sedang, pemeliharaan/preservasi isolat bakteri, karakterisasi biokimia bakteri, rancang bangun alat proses biogrouting skala laboratorium dan percobaan proses biogrouting isolat terpilih, uji proses biogrouting, pengujian sifat fisik dan mekanik pasir sebelum dan setelah dilakukan proses biosementasi. Hasil penelitian menunjukkan telah diperoleh 10 bakteri unggul dari Papua, Yogyakarta, Sulawesi, dan Pulau Satonda yang menghasilkan enzim urease tinggi. Bakteri ini telah dikarakterisasi dengan baik dan telah diuji kemampuannya dalam menghasilkan enzim urease aktivitas tinggi dan mampu menghasilkan kalsit jika terdapat urea dan CaCl2 di sekitar lingkungan pertumbuhannya. Pemanfaatan bakteri dari aspek teknik sipil dan mekanika tanah telah dicoba untuk penelitian skala lapangan menggunakan tanah gambut, pasir dari daerah Karawang yang banyak mengandung besi (berwarna hitam), dan pasir dari Pulau Pari yang banyak mengandung kapur (berwarna putih). Percobaan biosementasi skala laboratorium telah dilakukan menggunakan isolat P3BG43 yang diikuti dengan pengujian directshear dan permeabilitas. Pada penelitian tahun kedua, reaksi biosementasi yang dilakukan mampu membentuk batuan pasir (sandstones), struktur pasir secara visual dan sentuhan terlihat keras serta kuat. Selama reaksi, biosementasi diikuti dengan adanya kenaikan pH pasir menjadi alkalin. Pada tahun ketiga, dilakukan percobaan skala sedang pengerasan biogrouting di Pulau Pari. Hasil percobaan tidak seperti yang diharapkan karena batuan yang terbentuk tidak dapat mengeraskan seluruh pasir yang disiapkan. Disarankan untuk melakukan validasi data dengan melakukan pengujian ulang dan pengamatan kristal kalsit selama reaksi biosementasi menggunakan SEM dan XRD. (2012)
|