Description
|
Artemisinin yang diisolasi dari tanaman Artemesia annua L. Asteraceae telah diketahui sebagai salah satu obat antimalaria. Bahkan di Cina sejak tahun 1972 Artemesia annua yang dikenal sebagai qinghao telah disolasi senyawa aktifnya sebagai obat antimalaria. Senyawa aktif dari Artemesia annua tersebut adalah artemisinin, diketahui aktif untuk mengobati malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Karena Indonesia merupakan negara yang mempunyai endemi malaria, maka diharapkan bisa didapatkan obat antimalaria lain selain kina. Oleh sebab itu di Indonesia, tepatnya di daerah Tawangmangu, Karang Anyar, Jawa Tengah, Ciwidey, Bandung, Jawa Barat dan Cipanas, Bogor, Jawa Barat dicoba untuk membudidayakan tanaman Artemesia annua. Dengan kemampuan kelompok peneliti ini yang telah berhasil mengekstraksi dan mengisolasi senyawa artemisinin dari tanaman Artemesia annua pada tahun 2007 merupakan hasil yang bisa dibanggakan. Selain itu, perlu diketahui bahwa selain artemisinin, senyawa-senyawa turunan artemisinin yaitu dihidroartemisinin, artesunat, arteeter dan artemeter juga potensial sebagai bahan obat antimalaria falciparum dan telah berhasil disintesis pada tahun 2008 dan 2009 untuk skala laboratorium. Penelitian pada tahun 2010 dimaksudkan untuk mendapatkan teknik ekstraksi dan isolasi artemisinin pada skala 50 Kg bahan baku untuk persiapan produksi artemisinin agar lebih maksimal mendukung program Pemerintah dalam penanggulangan malaria. Selanjutnya, pada tahun 2011 adalah scale up sintesis senyawa-senyawa turunan artemisinin untuk keperluan produksi. Perlu diketahui bahwa kelima senyawa hasil ekstraksi dan isolasi serta hasil sintesis tersebut telah dilakukan test anti malaria di Lembaga Eijkman dan telah dinyatakan bersifat aktif sebagai anti malaria. (2011)
|