Description
|
Nuri-Nuri merupakan tradisi lisan ungkapan belasungkawa yang disampaikan dengan bahasa berirama (dilagukan) dari daerah Karo, Sumatera Utara. Isinya menggambarkan kenangan seorang kerabat seperti, anak kepada ibu atau menantu kepada mertua yang sudah meninggal. Tradisi lisan ini disampaikan dalam upacara perkabungan (kematian), menggali tulang-belulang orang tua/nenek/kakek, memasuki rumah baru, atau melepas anak anak yang akan pergi merantau. Nuri-nuri dalam peristiwa perkabungan/kematian untuk meluapkan/melepaskan rasa sedih, sebagai pujian kepada orang yang meninggal yang dihormati dan disayangi, mengenang kembali jasa-jasa orang yang meninggal. Tradisi Nuri-Nuri ini juga dituturkan di desa Surbakti, Lingga Julu, Nang Belawan, dan Sirumbia. Selain itu, di desa ini juga terdapat tradisi Tabas, Koning-koningen, dan Guro-guro Aron. Sementara itu, suku yang dominan di desa ini adalah suku Karo (97%). Suku Karo merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Karo, Sumatera Utara. Suku ini merupakan salah satu terbesar di Sumatera Utara. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut dengan bahasa Karo. Oleh sebab itu, sebagai suku terbesar dan mendiami wilayah yang cukup luas, tradisi Nuri-Nuri menyebar pula di wilayah budaya Karo. (2023-11-21)
|