Description
|
Usaha pertambangan emas yang dilakukan oleh sebagian masyarakat yang dikenal dengan istilah penambangan emas tanpa izin (PETI) sering dianggap sebagai penyebab kerusakan dan pencemaran lingkungan karena penambang menggunakan merkuri untuk mendapatkan emasnya. Mengingat sifat merkuri yang sangat berbahaya maka penyebaran logam berat ini perlu diawasi agar penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pencemaran oleh logam berat, seperti merkuri (Hg) adalah dengan pembersihan logam kontaminan dengan mediator tumbuhan hijau. Masalahnya, banyak tumbuhan potensial yang belum mendapat perhatian. Penelitian bertujuan memanfaatkan secara optimal sumber daya tumbuhan yang berpotensi sebagai akumulator logam berat Hg dalam upaya mengurangi masalah pencemaran, memperkecil risiko gangguannya terhadap sumber daya hayati di sekitarnya dengan cara yang murah dan mudah. Teknik fitoremediasi yang didapat akan diterapkan di areal lain yang terkontaminasi Hg. Sasarannya adalah lahan tercemar merkuri yang dapat dibersihkan melalui fitoremediasi. Secara keseluruhan (tahun 2007 s.d. 2009) kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi 1). Koleksi penyiapan materi tumbuhan berpotensi, yakni Paspalum conjugatum, Digitaria radicosa, Commelina nudiflora, Centrosema pubescens, Cyperus monocephala, Salvinia molesta, Mikania cordata, Limnocharis flava, dan Monochoria vaginalis; 2). Seleksi jenis tumbuhan berpotensi; 3). Penelitian ex-situ untuk meningkatkan fitoekstraksi melalui manipulasi fisiologis dan pengaturan praktik agronomi; 4). Perbanyakan tumbuhan potensial; 5). Pengamatan pola pertumbuhan tanaman terpilih; 6). Uji tumbuhan potensial secara in-situ; 7). Pengujian model secara terpadu skala petak percontohan. Kegiatan-kegiatan tersebut dijabarkan pada penelitian-penelitian berikut ini. 1). Seleksi jenis tanaman berdasarkan responsnya terhadap tingkat Hg dan kelat pada media tanam berupa lumpur limbah kegiatan PETI; 2). Fitoekstraksi Digitaria radicosa dan Cyperus monocephala pada media lumpur sawah terkontaminasi Hg dengan kondisi pH berbeda dan aplikasi kelat; 3). Seleksi jenis tumbuhan air berdasarkan responsnya terhadap tingkat Hg dan kelat amonium tiosulfat pada media tumbuhnya; 4. Uji berbagai jenis tumbuhan air untuk fitoekstraksi Hg di sawah; 5). Uji lanjut tumbuhan terpilih skala rumah kaca: perbaikan teknik budi daya untuk memaksimalkan serapan Hg; 6). Uji pendahuluan jenis tumbuhan terpilih secara in-situ di Kampung Leuwi Bolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor (skala petak percontohan); 7). Penelitian pola pertumbuhan tanaman potensial terpilih; 8). Pemantapan aplikasi fitoremediasi secara in-situ; 9). Pengamatan dan parameter yang diukur. Penelitian dilakukan di laboratorium, rumah kaca, dan lapangan. Penelitian lapangan dilakukan di Kampung Leuwi Bolang, Desa Bantar Karet (2007 s.d. 2009), Kampung Sipeureup, Desa Cisarua (2009), Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Untuk perbandingan dilakukan pula penelitian koleksi jenis tanaman di Kampung Leuwijamang, Desa Cisarua, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor (2007). Hasil penelitian tahun 2007 di rumah kaca tentang seleksi tumbuhan potensial untuk fitoremediasi menunjukkan bahwa Salvinia molesta (mata lele) yang ditanam di media Hoagland dengan berbagai konsentrasi Hg dan kelat mampu tumbuh dengan baik, bahkan pada konsentrasi 8 ppm. Salvinia molesta, Monochoria vaginalis (eceng leutik), Limnocharis flava (genjer), dan padi (sebagai kontrol) yang ditanam di lumpur sawah yang terkontaminasi Hg mampu tumbuh dengan baik, perlakuan pupuk yang diberikan meningkatkan pertumbuhannya. Jenis rumput dan gulma daun lebar Mikania cordata, Commelina nudiflora, Paspalum conjugatum, dan Centrosema pubescens yang ditanam di limbah tanah PETI mampu tumbuh dan mengakumulasi Hg dengan baik. Paspalum conjugatum merupakan jenis yang paling potensial. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pada media tanam berupa lumpur sawah, kapasitas akumulasi Digitaria radicosa dan Cyperus monocephala tidak jauh berbeda, walaupun Digitaria radicosa memiliki kemampuan tumbuh yang lebih baik dibandingkan Cyperus monocephala. Dari data akumulasi Hg pada tanaman di berbagai umur panen disimpulkan bahwa penentuan umur panen yang tepat diperlukan supaya mendapatkan akumulasi Hg yang optimal. Penelitian pada tahun 2008 bertujuan untuk melakukan uji lanjut terhadap jenis tumbuhan potensial dan pengujiannya secara in-situ. Penelitian in-situ dilakukan di Kampung Leuwibolang, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor (pongkor). Hasil penelitian di rumah kaca menunjukkan bahwa Paspalum conjugatum, Commelina nudiflora, Centrosema pubescens, Cyperus monocephala, dan Mikania cordata menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap Hg dalam media tumbuhnya. Perlakuan pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman, sedangkan perlakuan kelat tidak berpengaruh nyata. Persentase relatif kandungan Hg pada tanaman karena pengaruh perlakuan bervariasi, hal ini perlu diamati lebih lanjut. Berdasarkan hasil penelitian di rumah kaca maka untuk penelitian in-situ semua jenis tanaman tersebut ditambah dengan hasil penelitian terdahulu, yakni padi, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, dan Salvinia molesta akan diuji dengan perlakuan pemupukan. Hasil penelitian in-situ menunjukkan bahwa jenis tanaman yang potensial untuk fitoremediasi Hg adalah Salvinia molesta, Monochoria vaginalis, Paspalum conjugatum, padi, dan Commelina nudiflora. Genjer (Limnocharis flava), walaupun bobot biomassanya cukup tinggi, tidak jauh berbeda dengan Paspalum conjugatum, tetapi kapasitas membersihkannya lebih kecil dibandingkan Paspalum conjugatum sehingga genjer tidak dipilih untuk diuji lebih lanjut pada tahun ketiga penelitian (2009). Penelitian tahun ketiga (akhir) bertujuan untuk melakukan pengamatan pola pertumbuhan tanaman potensial terpilih dan melakukan pemantapan teknik aplikasi fitoremediasi secara in-situ skala petak percontohan. Jenis tumbuhan yang diuji adalah Paspalum conjugatum, Commelina nudiflora, Salvinia molesta, dan Monochoria vaginalis. Pengujian potensi akumulator ini dilakukan dengan cara menanam jenis-jenis tersebut di sawah yang tercemar Hg. Penanaman dilakukan dalam dua kali masa tanam dan dua kali panen, setelah itu sawah kembali ditanam padi. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi Hg di sawah menurun begitu pula konsentrasi Hg dalam padi yang dipanen. Untuk aplikasinya di lapangan, hasil penelitian ini perlu dimantapkan kembali dengan cara pengujiannya di berbagai lokasi dan berbagai tahap penanaman, (KT) (2009)
|