Description
|
Menurut WHO penduduk dunia saat ini yang menderita penyakit diabetes melitus hampir 250 juta (6%) dari jumlah penduduk dunia dan diprediksi meningkat menjadi 300 juta penderita pada tahun 2025. Indonesia menempati urutan ke 4 jumlah penduduk yang menderita penyakit diabetes melitus, yaitu sekitar 8 juta jiwa dan pada tahun 2025 diprediksi mencapai 21 juta jiwa. Ada 2 tipe penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1 atau yang biasa dikenal dengan insulin dependent dan diabetes mellitus tipe 2 atau non-insulin dependent diabetes. Jumlah penderita diabetes tipe 2 penduduk dunia mencapai 90-97% dari jumlah penderita diabetes. Salah satu bahan obat antidiabetes tipe 2 adalah (+)-1,1’-bislunatin yang diproduksi dari jamur endofit Diaporthe sp. GNBP-10 yang diisolasi dari tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb). Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosains Pusat Penelitian Biologi LIPI dengan cara kultivasi jamur endofit Diaporthe sp GNBP-10 pada medium produksi potato dextrose agar (PDA) selama 4 minggu pada suhu ruang. Kemudian, seluruh miselia dan medium dihomogenasi dan diekstraksi dengan etil asetat, lalu dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak etil asetat yang diperoleh dipisahkan dengan teknik kolom kromatografi yang menggunakan Sephadex LH- 20 sebagai fase diam dan dielusi dengan methanol. Tingkat kemurnian (+)-1,1’- bislunatin hasil kolom akan ditentukan dengan menggunakan analisis KCKT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi kultur jamur endofit Diaporthe sp GNBP-10 dengan etil asetat menghasilkan 1,2068 g ekstrak kental berwarna merah tua. Metabolit (+) -1,1’-bislunatin memiliki struktur molekul kimia yang identitik dengan skyrin yang berperan sebagai glucagon antagonis pada terapi diabetes tipe 2. Produksi (+)-1,1-bislunatin meningkat menjadi 110,25 mg/l dengan modifikasi media tumbuh. Hasil uji in-vivo pemberian senyawa (+)-1,1’- bislunatin pada konsentrasi 20 mg/kg BB mampu menurunkan kadar glukosa darah 32,32%, dan uji toksisitas akut dengan pemberian tertinggi 2000 mg/kg BB tidak menyebabkan kematian pada mencit. Disimpulkan bahwa senyawa (+)-1,1’-bislunatin mempunyai kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah pada pemberian 20 mg/kg BB. (2012)
|