Description
|
Wilayah Indonesia terletak di atas pertemuan tiga lempeng, yaitu Lempeng Australia, Lempeng Asia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi ketiga lempeng ini mengakibatkan tingginya frekuensi kejadian gempa bumi tektonik di wilayah Indonesia. Gempa bumi dapat terjadi di sepanjang pertemuan lempeng akibat interaksi antarlempeng dan di tengah-tengah lempeng akibat pergerakan patahan-patahan. Faktor utama alami yang memicu terjadinya bencana gempa bumi tektonik dapat berupa patahan di daratan dan lautan, serta karakteristik geologi di daerah tersebut. Salah satu bencana yang mengancam Cekungan Bandung adalah gempa bumi tektonik. Hal ini disebabkan keberadaan patahan Bandung yang membentang sepanjang lebih dari 20 km di sisi utara Cekungan Bandung. Namun, karakteristik patahan ini, terutama yang berkaitan dengan segmentasi dan tingkat keaktifan, belum diketahui dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi keaktifan Patahan Lembang berdasarkan rekaman paleoseismologi patahan di dalam sedimen. Rekaman ini digunakan sebagai dasar pembuatan model PGA jika Patahan Lembang bergerak. Penelitian dilakukan selama dua tahun, yaitu tahun 2009 dan 2010. Lokasi penelitian terletak di salah satu sagpond Patahan Lembang di daerah Cihideung, Lembang. Sasaran spesifik penelitian pada tahun 2009 adalah 1) mengidentifikasi segmentasi Patahan Lembang; 2) mengidentifikasi karakteristik stratigrafi dan sedimentologi, diatom, serta palinologi endapan sagpond; 3) mengidentifikasi interval waktu pengulangan gerak patahan berdasarkan pentarikhan absolut. Tahapan pertama yang dilakukan adalah analisis morfotektonik. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi segmentasi yang mungkin terjadi di Patahan Lembang. Hasil analisis menunjukkan tingkat keaktifan yang berbeda antara Patahan Lembang bagian barat dan bagian timur. Adapun hasil analisis Assimetric Factor (AF) menunjukkan bagian barat Patahan Lembang lebih aktif daripada bagian timurnya. Perbedaan ini mengindikasikan berkembangnya dua buah segmen. Selanjutnya, dilakukan pemboran tangan, paritan, dan pengambilan sampel sedimen pada sebuah sagpond Patahan Lembang yang berada di lokasi penelitian. Pemboran dilakukan pada transek yang memotong sagpond dengan interval titik pemboran 25 m. Pemboran bertujuan untuk mendeskripsi stratigrafi dan pengambilan sampel untuk analisis di laboratorium. Stratigrafi setiap titik dikorelasikan dengan titik lainnya berdasarkan hasil sedimen dan analisis pentarikhan umur. Adapun pembuatan paritan dilakukan di tiga lokasi dengan kedalaman masing-masing 3 m, panjang 10 m, dan lebar 3 m. Hasil pemboran tangan, paritan, dan pengambilan sampel menunjukkan bahwa stratigrafi dan sedimentologi endapan sagpond di daerah Cihideung menunjukkan lapisan yang terdiri atas endapan rawa, endapan tuf, dan paleosol. Dalam stratigrafi setidaknya didapatkan 7 buah paleosol. Setelah itu, dilakukan analisis pentarikhan umur menggunakan metode radiokarbon (C-14). Sampel untuk pentarikhan diambil dari lapisan paleosol yang ditemukan, sementara penanggalan dilakukan dengan metode radio karbon (C-14). Sampel untuk pentarikhan diambil secara acak dari empat buah inti bor. Hasil penanggalan digunakan sebagai dasar utama korelasi dan penentuan interval perulangan kejadian gempa bumi. Adapun hasil analisis pentarikhan umur menunjukkan bahwa umur paleosol termuda adalah sekitar 500 tahun yang lalu. Dari sampel paleosol yang diukur dapat diduga Patahan Lembang memiliki interval perulangan gerak sekitar 400-600 tahun. Akhirnya, dilakukan analisis palinologi yang digunakan untuk mengetahui perubahan lingkungan akibat pendangkalan sagpond secara perlahan oleh proses sedimentasi. Analisis ini dilakukan dengan interval 1 cm dan sampel diambil dari beberapa titik bor yang terpilih. Hasil analisis palinologi menunjukkan adanya perubahan bentang vegetasi di sekitar patahan Lembang dari waktu ke waktu. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa 1) Patahan Lembang terbagi menjadi dua segmen; 2) Patahan Lembang adalah patahan aktif; 3) Slip terakhir Patahan Lembang terjadi sekitar 500 tahun yang lalu. (MAB) (2010)
|