Description
|
Sebagai negara pengekspor teripang terbesar di dunia, Indonesia perlu mempertahankan keragaman dan keberadaannya di alam. Keberadaannya di alam perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena mempunyai fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Beberapa jenis teripang mampu melakukan perbanyakan diri secara aseksual melalui proses pembelahan, yaitu proses pembelahan satu individu menjadi dua individu yang masing-masing pulih menjadi individu yang utuh. Meskipun produk yang dihasilkan melalui pembelahan berjumlah sedikit, namun produk yang dihasilkan relatif lebih tahan karena sudah beradaptasi dengan kondisi alam. Untuk tujuan populasi, perbanyakan secara aseksual merupakan pilihan yang menjanjikan karena perbanyakan secara seksual melalui pembenihan belum dapat diandalkan. Perbanyakan dengan pembelahan juga tidak memerlukan induk yang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menyempurnakan teknik perangsangan pembelahan dan teknik mempercepat regenerasi individu hasil pembelahan teripang; 2) mengetahui fenomena reproduksi aseksual timun laut di alam; 3) menguasai teknik produksi teripang melalui pembelahan dalam jumlah besar dan strategi mengembalikan populasi timun laut di alam. Penelitian dilakukan selama tiga tahun anggaran (2007-2009). Pada tahun pertama (2007), dilakukan pengamatan terhadap faktor alami pendorong pembelahan dan penyempurnaan teknik perangsangan pembelahan. Pada tahun kedua (2008), memproduksi individu secara aseksual dan penentuan waktu dan teknik penebaran dan menentukan data dukung habitat untuk repopulasi, sementara tahun ketiga (2009) melakukan dinamika populasi hasil perbanyakan secara aseksual dan penilaian kinerja individu hasil penebaran. Kegiatan penelitian dilakukan di perairan Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Barat. Hasil pengamatan selama tahun pertama menemukan proses pemulihan, posisi ikatan, kondisi lingkungan yang diperlukan untuk pemulihan individu hasil pembelahan serta kemungkinan untuk menghasilkan tiga individu dari satu individu. Pada tahun kedua ditemukan individu-invividu hasil pembelahan buatan yang dapat langsung dipelihara di alam dan pulih menyerupai individu aslinya. Pemeliharaan individu hasil pembelahan berlangsung lebih baik dengan asumsi bahwa mata jaring waring pelindung cukup besar dan pertukaran air yang baik. Proses pemulihan individu hasil pembelahan meliputi tahap penutupan luka, regenerasi awal dan lanjut, serta penyempurnaan organ. Proses ini dipengaruhi oleh kecepatan arus dan lamanya waktu pencahayaan. Proses pemulihan juga dipengaruhi oleh posisi ikatan, ketersediaan substrat, dan kepadatan. Hasil penelitian tahun ketiga ditemukan teripang Holothuria atra dapat dirangsang untuk membelah dan menghasilkan tiga individu normal dan ini merupakan temuan baru bagi dunia ilmu pengetahuan. Hasil perbanyakan yang telah pulih dapat tumbuh dan mengembangkan gonadnya. Ini membuktikan bahwa individu hasil pembelahan tetap mampu berkembang biak secara seksual. Reproduksi aseksual merupakan fenomena umum yang sangat penting bagi kelangsungan populasi teripang Holothuria atra di perairan Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Barat. Di samping itu, ditemukan bahwa gonad individu teripang yang mengalami reproduksi secara aseksual akan mampu tumbuh dan berkembang untuk menghasilkan sel-sel kelamin yang berperan dalam reproduksi secara seksual. (MAB) (2009)
|