RNA interference (RNAi) adalah mekanisme alamiah yang terjadi di dalam sel untuk menghambat ekspresi gen. Mekanisme ini dipicu oleh RNA untai ganda (dsRNA) berukuran ± 21 nukleotida (nt) yang dikenal dengan nama microRNA (miRNA) dan small interfering RNA (siRNA). Secara alami, fungsi mekanisme RNAi (miRNA atau siRNA) antara lain untuk mengatur proses yang terjadi di dalam sel dan pertahanan alami terhadap virus, namun siRNA juga dapat dirancang dan disintesis untuk mempelajari fungsi suatu gen atau aplikasi terapeutik. Infeksi oleh patogen seperti virus merupakan masalah utama dalam budidaya perikanan yang menyebabkan kematian massal ikan dan kerugian dalam jumlah besar bagi para pembudidaya. Penyakit oleh virus pada ikan sampai saat ini sulit untuk disembuhkan, sehingga dibutuhkan suatu cara yang efektif untuk pencegahan atau penanggulangannya. Teknologi RNAi berpotensi untuk mencegah atau menanggulangi infeksi virus pada ikan budidaya. Secara in vitro, siRNA berhasil menghambat replikasi virus yang menginfeksi sel kultur ikan (Bohle et al., 2011), namun sejauh ini keberhasilannya secara in vivo belum memuaskan. Beberapa permasalahan dalam aplikasi teknologi RNAi antara lain adanya penghambatan ekspresi pada gen yang bukan menjadi target siRNA (reaksi tidak spesifik), penghantaran siRNA ke dalam sel, dan toksisitas. Penghantaran menjadi permasalahan utama dalam teknologi RNAi untuk terapeutik terutama untuk aplikasi secara sistemik. Dalam poster akan disajikan penghantaran siRNA yang dilabel dengan fluorochrome melalui jalur administrasi dan teknologi penghantar yang berbeda. Jalur administrasi yang digunakan adalah injeksi pada jaringan otot (IM) dan rongga perut (IP), serta imersi. Jalur administrasi tersebut umum digunakan untuk vaksin di ikan. Teknologi penghantar yang digunakan berupa partikel nano berasal dari polimer alami (chitosan) dan sintetik (PLGA). Kedua polimer tersebut berpotensi untuk menjadi penghantar siRNA di ikan namun diperlukan optimasi lebih lanjut terhadap formula polimer-siRNA dan uji fungsionalnya. Meskipun teknologi RNAi memiliki potensi untuk aplikasi terapeutik di ikan budidaya namun masih menjadi tantangan besar untuk mengembangkan suatu agen penghantar siRNA yang efektif dalam menghambat infeksi virus dan tidak menimbulkan efek beracun bagi ikan. Kata kunci: RNAi, siRNA, agen penghantar siRNA, ikan budidaya, virus
Prosiding Seminar Nasional Limnologi VII 2014
(2014)