Description
|
Phalaenopsis amabilis merupakan salah satu anggrek yang terkenal di kalangan masyarakat, sering juga disebut dengan “anggrek bulan”. Anggrek ini sering dijumpai menempel pada batang pohon, secara epifit, dengan tidak langsung terkena sinar matahari. Perbanyakan secara kultur jaringan diharapkan mampu memproduksi dalam jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan secara konvensional dalam waktu yang relatif lebih singkat. Fase paling kritis dalam perbanyakan secara in vitro adalah aklimatisasi, yaitu proses memindahkan plantlet dari lingkungan aseptik ke lingkungan luar, tanpa suplai energi dan nutrisi dari kultur media. Umumnya, media aklimatisasi yang digunakan adalah arang, pakis, cocopeat, arang sekam dan sphagnum moss, dapat juga digunakan kombinasi diantaranya. Percobaan ini menggunakan pakis lempeng buatan oleh UPT BPP Biomaterial LIPI, sebagai media alternatif karena statusnya yang mulai langka. Percobaan ini dilakukan di Rumah Kaca – Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya Bogor, yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan Phalaenopsis amabilis pada berbagai jenis pakis sebagai media aklimatisasi. Tiga media perlakuan aklimatisasi yaitu pakis cacah, pakis lempeng asli dan pakis lempeng buatan. Hasil kemampuan bertahan hidup pada media pakis lempeng buatan (81,25 persen) dibandingkan pada media pakis lempeng asli (79,17 persen) dan pakis cacah (14,58 persen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah daun yang terbentuk pada media tanam pakis lempeng buatan lebih banyak (36 helai) jika dibandingkan dengan media tanam pakis lempeng asli (31 helai) dan media tanam pakis bubuk (16 helai). Sedangkan jumlah akar yang terbentuk pada media tanam pakis lempeng asli menghasilkan akar baru lebih banyak (117 akar) jika dibandingkan pada media tanam pakis lempeng buatan (96 akar) dan pakis bubuk (40 akar).
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Unggulan Bidang Pangan Nabati. Hal. 573-582
ISBN 978-602-98275-8-3
(2015)
|