Description
|
Kolong air bekas penambangan timah di Pulau Bangka belum banyak dimanfaatkan dengan baik karena kondisi airnya memiliki pH rendah dan masih mengandung logam berat berbahaya. Pemanfaatan potensi kolong harus melihat kondisi dan kualitas air kolong. Saat ini pemanfaatan kolong yang berkembang dan dapat meningkatkan perekonomian penduduk setempat adalah perikanan budidaya ikan air tawar dan peternakan bebek peking. Pemanfaatan kolong yang tidak memperhatikan kondisi fisik dan daya dukungnya telah mengakibatkan kualitas air, kolong menurun, seperti deficit kandungan oksigen terlarut, akumulasi kandungan organik, tingginya kandungan TN/TP, elevasi beberapa kandungan logam berat dan padatan terlarut. Penelitian ini dilakukan tahun 2009 sampai 2011 dengan tujuan untuk mengkaji pengembangan pemanfaatan kolong pascapenambangan timah dengan sistem pengelolaan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, aplikasi passive treatment untuk budidaya ikan dengan sistem kolam dan uji coba pertumbuhan kenaf di sistem wetland maupun reklamasi lahan sekitar kolong, evaluasi sistem wetland dan passive treatment untuk peningkatan kualitas air kolong, kajian pemanfaatan kenaf, serta evaluasi pemanfaatan perairan kolong terpadu. Lokasi penelitian dilakukan di tujuh kolong bekas tambang timah di wilayah Kabupaten Bangka dan Bangka Tengah. Sampel yang dikoleksi meliputi air, sedimen, dan plankton. Parameter pengukuran langsung meliputi pH, temperature, turbiditas, konduktivitas, dan kandungan oksigen terlarut. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA dan korelasi. Penentuan status trophic kolong dilakukan dengan perhitungan Trophic State Index (TSI) menurut Carlson. Peningkatan kualitas air kolong dilakukan melalui aplikasi passive treatment untuk pengembangan budidaya ikan sistem kolam. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemanfaatan kolong bekas tambang secara langsung memperburuk kualitas air dan merubah karakteristik limnologis dari kolong. Estimasi daya dukung kolong untuk kegiatan budidaya ikan dapat dilakukan dengan pendekatan model bebas fosfor. Model dugaan daya dukung kolong secara keseluruhan didekati dengan model regresi berganda dengan variable peubah utama total fosfor, luas kolong, dan kedalaman rata-rata dengan koefisien korelasi R2=0,975. Pengembangan budidaya ikan hias di kolong bekas tambang dapat menjadi alternatif pemanfaatan kolong yang mengandung logam tinggi. Penggunaan teknologi passive treatment dengan memperhatikan kondisi limnologis dan daya dukung kolong dapat menjaga keberlangsungan fungsi dan keberadaan kolong untuk pengelolaan berkelanjutan dan perbaikan kualitas air. Pemanfaatan kolong dengan sistem wetland untuk peternakan bebek peking terbukti dapat meningkatkan kualitas air dan menangkap aliran permukaan yang mengandung nutrient dan organik tinggi yang dihasilkan dari kotoran bebek dengan penyisihan beban lebih dari 90%. Budidaya bebek dan ikan dapat dilakukan secara terpadu dengan teknologi passive treatment berupa gabungan sistem perifiton dan lahan basah buatan sebagai pengolahan air. Kenaf dengan sistem akar menyebar dan padat dapat meningkatkan efektivitas sistem wetland dalam menyisihkan senyawa pencemar organik, TN, dan TP terutama logam. Kenaf cocok digunakan sebagai tanaman pionir untuk reklamasi lahan bukaan bekas tambang yang kritis. Tanaman kenaf hasil budidaya di lahan kolong bisa menjadi alternatif sumber bahan baku papan komposit dengan rendemen serat sekitar 10%. Penggunaan batang kenaf sebagai papan komposit mempunyai rendemen sekitar 80%. Papan komposit dengan komposisi serat kenaf dan batang kenaf mempunyai nilai modulus of elasticity (MOE) dan modulus of rupture (MOR) lebih bagus dibandingkan papan komposit dengan komposisi serat atau batang kenaf semuanya. Model yang direkomendasikan dari hasil penelitian adalah pengembangan pemanfaatan kolong untuk budidaya ikan dipadukan dengan peternakan bebek peking yang dilengkapi dengan sistem passive treatment dan/atau sistem wetland/rawa buatan. (2011)
|