Description
|
Salah satu kendala dalam budi daya nilam, yaitu adanya serangan penyakit mosaik yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebabkan menurunnya produksi biomas basah dan kering, kandungan minyak atsiri, dan patcouli alcohol. Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas nano biopestisida terhadap virus dan vektornya telah dilakukan di Pasaman Barat, Sumatera Barat. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan, 100 tanaman/plot. Perlakuan terdiri atas nano biopestisida serai wangi 1%, asimbo, insektisida sintetis (deltametrin), dan kontrol. Aplikasi pestisida dilakukan dengan penyemprotan pada seluruh bagian tanaman. Interval penyemprotan dilakukan setiap bulan selama 2 kali penyemprotan, dilakukan sejak tanaman di pembibitan. Parameter yang diamati adalah kejadian penyakit dan intensitasnya, kejadian serangan kutudaun dan intensitasnya, efikasi pengendalian, verifikasi penyakit, dan potensi produksi. Hasil penelitian menunjukkan kejadian penyakit virus mosaik pada perlakuan formula nano biopestisida serai wangi konsentrasi 1% lebih rendah (31,89%) daripada pestisida nabati lainnya, yaitu asimbo 41,05%. Intensitas serangan penyakit tidak berbeda pada semua perlakuan. Kejadian serangan kutudaun paling rendah pada perlakuan deltametrin, demikian juga, intensitas serangan terendah juga pada perlakuan deltametrin. Efikasi pengendalian pada kejadian penyakit dan kejadian penggulung berkisar 3,34-12,12%. Satu bulan setelah aplikasi pestisida, keberadaan virus dari positif menjadi negatif. Bobot terna kering nilam tertinggi pada perlakuan nano biopestisida serai wangi konsentrasi 1%, yaitu 177,08 g. Dengan penyemprotan nano biopestisida serai wangi 2 kali belum mampu memberikan hasil pengendalian. Hal ini karena tanaman nilam banyak yang mati karena serangan penyakit layu bakteri dan nematoda.
|