Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan gangguan metabolisme karbohidrat yang kronis, ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (hiperglikemia) kronis akibat gangguan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat keenam negara penderita diabetes di dunia pada tahun 2030, setelah tahun 2010 berada di peringkat sembilan. Salah satu pendekatan terapi untuk menurunkan kadar gula darah paska makan adalah dengan menghambat penyerapan gula melalui penghambatan kerja enzim penghidrolisis karbohidrat, seperti α-glucosidase, yaitu enzim akhir pada proses pencernaan karbohidrat. Senyawa inhibitor enzim glukosidase menjadi perhatian para peneliti kimia medisinal, karena senyawa ini selain mempunyai aktivitas sebagai antidiabetes dan antiobesitas juga berpotensi sebagai antivirus HIV dan hepatitis. Penelitian untuk mencari sumber baru senyawa aktif inhibitor kerja enzim α-glikosidase telah banyak dilakukan dengan mengisolasi senyawa aktif dari berbagai sumber bahan alam baik tumbuhan maupun dari mikroorganisme. Fungi marga Aspergillus adalah salah satu kontributor utama metabolit sekunder yang berasal dari fungi. Aspergillus merupakan jenis fungi yang bersifat kosmopolitan, umum ditemukan di tanah (teresterial) tetapi dapat juga diisolasi sebagai mikroba endofitik dari biota laut. Dari hasil penelitian sebelumnya (Kompetitif 2007-2010) diperoleh senyawa sulochrin sebagai lead compound inhibitor kerja enzim α-glucosidase, yang diisolasi dari A. terreus RCC1 yang difermentasikan pada media padat (beras). Melalui pendekatan komputasi (in silico), sulochrin menunjukkan energi ikatan (afinitas) pada enzim lebih kecil dari acarbose (inhibitor a-glukosidase komersial). Sedangkan pada pengujian hewan uji (in vivo), sulocrin terbukti mampu menhambat peningkatan kadar gula darah paska makan pada mencit. Walaupun demikian, yield atau perolehan sulochrin yang dihasilkan dari fermentasi padat sangat kecil (0.1 persen dari ekstrak etil asetat) disamping masalah limbah dari fermentasi padat lebih sulit diproses dibandingkan dengan fermentasi cair, sehingga produksi sulochrin tidak ekonomis bila akan dikembangkan pada skala industri. Butyrolaktone I, dilaporkan sebagai senyawa aktif penghambat α-glukosidase dari A. terreus yang difermentasikan dalam media cair dengan perolehan yang cukup besar (10 persen). Butyrolactone merupakan kelompok senyawa butenolide yaitu senyawa dengan cincin laktone yang umum diproduksi oleh fungi Senyawa butenolid potensial sebagai lead compound dalam pengembangan obat antidiabetes yang bersumber dari fungi Aspergillus terreus. Aspergillus sp dan telah dilaporkan aktif sebagai antibakteri, antitumor, anti virus, tetapi aktivitas antidiabetes belum banyak dilaporkan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas kegiatan penelitian ini ditujukan untuk meseleksi strain Aspergillus terreus lokal (LIPIMC) dan mengoptimasi media dan kondisi pertumbuhan sehingga dapat menghasilkan (memproduksi) senyawa aktif butenolide dalam jumlah yang optimal untuk dikembangkan sebagai lead compound antidiabetes melalui kajian structure activity relationship (SAR) dengan cara sintesis derivatisasi butenolide. Lead compounds yang dihasilkan akan membantu kemandirian Indonesia dalam menyediakan bahan baku obat terutama untuk obat diabetes.
Dipa : Unggulan
(2015)