Description
|
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan gasifikasi Sekam (PLTD-Sekam) sudah tersedia dan terpasang sejak tahun 2003 di PT Pertani Haurgeulis, Indramayu. Namun, unit ini belum dioperasikan secara kontinu dalam jangka waktu panjang karena berbagai masalah teknis dan nonteknis. Hal ini disebabkan antara lain adanya kendala pengoperasian dan adanya air limbah yang masih mencemari lingkungan. PLTD-Sekam dengan kapasitas listrik 100 kW dan mengonsumsi solar spesifik sekitar 0,2 liter/kWh ini sampai sekarang masih terpasang dan dalam kondisi fisik prima. Sehubungan dengan semakin naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan terbatasnya kesediaan BBM untuk listrik, PLTD ini sebaiknya disosialisasi dengan mengoperasikannya kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kehandalan teknis dan operasional, kinerja motor diesel, dampak negatif terhadap lingkungan, serta teknoekonomi dari PLTD-Sekam tersebut. Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 10 PLTD yang dapat melayani kebutuhan energi listrik dengan cepat, mudah, dan murah serta ekonomis, 2) dapat memenuhi kebutuhan listrik di daerah yang tidak terjangkau PLN, dan 3) mempercepat konversi pembangkit listrik berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar energi primer lain untuk diversifikasi dan efisiensi PLTD dengan menekan biaya pokok penyediaan listrik. Kegiatan PLTD-Sekam Haurgeulis, Indramayu ini berkoordinasi dengan PT Indonesia Power, yang telah membangun unit tersebut, PT Pertani, dan UPP Haurgeulis yang menggunakan unit PLTD-Sekam. Selanjutnya, dilakukan inventarisasi kelengkapan, pemeriksaan pada bagian peralatan unit gasifikasi, seperti pembersihan kerak, tar, dan penggantian bagian-bagian yang rusak. Untuk mengukur konsumsi BBM mesin diesel, perlu ditambah alat ukur volumetrik (buret). Untuk menggerakkan mesin dryer dan huller, dilakukan uji operasional PLTD dan PLTD-Sekam dengan beban sampai maksimum. Hal ini dilakukan setelah uji coba pengoperasian PLTD dan PLTD-Sekam tanpa beban listrik. Di samping itu, dilakukan survei potensi limbah sekam padi, sampling gas hasil gasifikasi, dan sampling air limbah dari bekas pencucian gas hasil gasifikasi. Selanjutnya, dilakukan analisis teknis, karakterisasi operasional PLTD-Sekam, penghematan solar dengan operasi dual fuel mode yang diharapkan dapat mencapai 60-80%. Akhirnya, dilakukan analisis lengkap tekno-ekonomi pengoperasian PLTD dan PLTD-Sekam dengan beban listrik maksimum pada mesin dryer dan huller. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa PLTD-Sekam yang terpasang di Haurgeulis masih dapat beroperasi dengan baik dan andal. Pengoperasian dengan prinsip dual fuel telah mengurangi konsumsi BBM solar. Konversi biomassa sekam melalui proses gasifikasi menghasilkan gas produser untuk substitusi BBM solar pada mesin dryer dan huller di penggilingan gabah PT Pertani UPP Haurgeulis. Pada mesin diesel (dual fuel) diperoleh penghematan BBM solar sampai 80% atau konsumsi spesifik bahan bakar minyak (SFC) sampai 0,023 liter/kWh, sementara dengan SFC mesin diesel (single fuel) sekitar 0,2 liter/kWh. Dari analisis ekonomi, pengoperasian mesin diesel dual fuel diperoleh penghematan total dari selisih biaya energi sebesar Rp503,15 juta/bulan dan pengembalian modal investasi dapat diperoleh kembali dalam waktu 1 tahun 8 bulan. Hasil kajian ini juga memperlihatkan penghematan biaya listrik yang harus dikeluarkan. Biaya listrik untuk PLTD single fuel bila dioperasikan 24 jam/hari dan 7 hari/minggu akan diperoleh harga listrik Rp979,00/kWh, dan bila dioperasikan 8 jam/hari dan 5 hari/minggu akan diperoleh harga listrik Rp1.224,00/kWh. Adapun biaya listrik untuk PLTD-Sekam dual fuel jauh lebih murah. Bila listrik dioperasikan 24 jam/hari dan 7 hari/minggu akan diperoleh harga listrik Rp443,00/kWh, dioperasikan 8 jam/hari dan 5 hari/minggu akan diperoleh harga listrik Rp910,00/kWh. Penghematan juga dapat dilihat dari nilai ekonomis terhadap limbah sekam padi yang dapat menambah pendapatan sebesar Rp116,25 juta/tahun. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dalam penyusunan business plan dalam rangka pemasyarakatan teknologi gasifikasi sekam serta biomassa pada umumnya. (MAB) (2009)
|