Description
|
Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) hidup hampir di seluruh perairan karang yang terdapat di Indonesia. Ikan ini merupakan ikan konsumsi yang lebih banyak diperdagangkan dalam keadaan hidup. Besarnya permintaan menyebabkan eksploitasi ikan ini semakin intensif, bila tidak dikendalikan populasinya akan terancam punah. Saat ini, informasi tentang pemanfaatan ikan ini masih sangat terbatas, sementara untuk pengelolaan yang rasional dibutuhkan informasi mutakhir dan akurat. Untuk memecahkan masalah tersebut dibutuhkan adanya kajian atau penelitian yang mendalam tentang sistem pengelolaan perikanan ikan Napoleon dan aspek-aspek pengelolaan perikanan yang berkesinambungan di perairan beberapa wilayah pengelolaan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pengelolaan perikanan yang cocok untuk ikan Napoleon di perairan Indonesia, memahami karakteristik biologi dan ekologi ikan Napoleon, serta status kegiatan perikanan dari ikan ini agar dapat disusun strategi pengelolaan yang menjamin kelestarian sumber daya ikan Napoleon serta berkelanjutan kegiatan perikanannya. Lokasi penelitian difokuskan pada perairan karang di 10 provinsi di Indonesia yang meliputi perairan Indonesia Bagian Barat dan Tengah yaitu Kep. Natuna-Kepri, Kep. Mentawai-Sumbar, P. Belitung-Babel, Kep. Karimun Jawa-Jateng, Denpasar dan Gondol-Bali, P. Sembilan Kab. Sinjai-Sulsel, Kep. Wakatobi-Sultra, Kep. Banggai-Sulteng, Kep. Derawan-Kaltim serta P. Komodo dan sekitarnya-NTT. Berdasarkan survei lapangan yang dilakukan selama tahun 2009-2010 diperoleh hasil bahwa populasi ikan Napoleon di alam telah menurun sangat drastis, terutama di perairan-perairan umum atau bukan daerah konservasi. Ikan Napoleon tidak ditemukan di empat lokasi penelitian. Ikan tersebut masih dapat ditemukan di daerah konservasi dengan pengawasan yang cukup ketat, seperti Kep. Natuna, Kep. Wakatobi, Kep. Derawan, Kep. Banggai, serta P. Komodo dan sekitarnya. Hal tersebut terjadi karena tingginya harga ikan Napoleon di pasaran dunia yang menyebabkan terjadinya penangkapan secara ilegal yang terjadi hampir di semua wilayah penangkapan, termasuk di wilayah konservasi yang pengawasannya kurang ketat. Penangkapan ikan Napoleon umumnya dilakukan dengan cara yang tidak ramah lingkungan, yaitu dengan cyanide. Sistem perdagangan ikan Napoleon dan ikan karang jenis lainnya dalam kondisi hidup lebih banyak dilakukan dengan cara transhipment trade dibandingkan dengan sistem perdagangan dan pengiriman melalui udara. Hasil penelitian ini merupakan informasi penting yang akan dipergunakan untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) ikan Napoleon di perairan Indonesia. (Pengarang) (2010)
|