Description
|
Gunung Kidul merupakan salah satu Kabupaten yang terluas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang pusat pemerintahannya berada di Wonosari, terletak di sebelah selatan provinsi DIY dan di daerah perbukitan serta pegunungan kapur (tanah gamping) yang merupakan bagian dari pegunungan Sewu. Kabupaten Gunung Kidul juga mempunyai banyak objek wisata alam seperti pantai, goa, bukit, dan air terjun. Pantai-pantai di selatan Gunung Kidul antara lain pantai Kukup, pantai Krakal, pantai Drini, pantai Sepanjang dan pantai Sundak, merupakan lokasi penelitian yang berupa teluk, dengan kondisi laut yang bergelombang tinggi dan kuat.Aktivitas di daerah pantai yang utama adalah sebagai daerah wisata dan perikanan yang tidak terlalu menonjol. Kegiatan masyarakat sebagian besar adalah berjualan hasil dari laut, jarang pergi melaut, hanya menangkap udang, kepiting, keong, kerang dan biota lainnya di daerah sekitar rataan terumbu sampai ke daerah tubir. Oleh karenanya hanya jenis krustasea tertentu saja yang banyak dijumpai di daerah tersebut yaitu: dari suku Grapsiade, Sesarmidae, Xanthidae dan beberapa jenis udang ekonomi penting dari suku Palinuridae, Penaeidae dan Stomatopoda yang dapat hidup beradaptasi di daerah yang memiliki gelombang tinggi. Biasanya jenis-jenis krustasea tersebut dijumpai di bawah dan atau dalam celah-celah batu karang atau terumbu karang, bersembunyi dengan cengkraman capitnya yang kuat, sehingga apabila gelombang tinggi datang menghantam mereka dapat bertahan hidup di dalam celah-celah batu karang atau di bawah batu karang. Kemampuan respirasi merupakan hal yang khusus bagi jenis-jenis krustasea (Stillman & Somero 2000). Di saat pasang atau gelombang tinggi, mereka bernafas dengan insang dan disaat surut mereka dapat bernafas dengan cara mengambil oksigen dari udara dan melakukan aktivitasnya dengan sesekali mencelupkan dirinya atau berenang ke dalam air untuk bernafas. Kebanyakan dari kepiting-kepiting tersebut sangat aktif di saat surut rendah dimana pantai betul-betul kering. Temperature yang tinggi, tidak adanya air, tidak ada tempat berlindung, menambah sulit proses respirasi bagi kepiting yang tidak dapat berdaptasi di daerah bergelombang tinggi. Sebaliknya, di dalam celah-celah batu karang atau di bawah batu, kepiting-kepiting dapat bernafas/ber-respirasi meskipun dengan oksigen yang rendah (Bliss, 1968). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis krustasea yang bisa bertahan hidup di daerah bergelombang tinggi dan kuat di pantai selatan Jawa.
Sumber daya laut di perairan pesisir Gunungkidul, Yogyakarta, 2015, hal 127-139.
LIPI PRESS
ISBN 978-979-799-828-8 (2015)
|