Description
|
Simpanan dan Imbuhan Buatan Air Tanah (SIMBAT) atau Artificial Storage and Recovery of Grandwater (ASRG) telah dilaksanakan di halaman LIPI Jl. Gatot Subroto Jakarta. Lokasi ini mewakili daerah dengan kategori kebutuhan air banyak, dan infiltrasi kurang efektif. Daerah demikian sering mengalami kekurangan air bersih dari sumber kedalaman dangkal dimusim kemarau dan banjir dimusim hujan.Penerapan SIMBAT di lokasi ini di samping percobaan efektivitas imbuhan buatan sekaligus sebagai ajang uji coba mengatasi kedua kasus tersebut. Tujuan penelitian untuk meningkatkan daya dukung potensi sumber daya air tanah sebagai sumber air bersih secara berkelanjutan di daerah sulit air dan kebutuhan air tanah yang tinggi di Jakarta. Sistem kolam dan paritan/ gallery yang dilengkapi dengan sumur injeksi dan sumur pantau telah dibuat untuk mewujudkan metode SIMBAT ini.Dari pantauan muka airtanah di sumur pantau menunjukkan bahwa kapasitas infiltrasi dari metode ini mencapai 16 mm/hari atau 480 mm/bulan. Ini menunjukan konstruksi tersebut efektif mengatasi curah hujan yang nilainya kurang dari kapasitas infiltrasi. Pantauan terhadap kualitas air telah dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan air yang tersimpan di dalam tanah, dengan cara membandingkan antara standar kualitas air bersih dan airtanah yang diperoleh dari sumur pantau. Unsur Mn (Manganese) umumnya lebih tinggi dari standar yang diperbolehkan. Unsur ini akan berkurang setelah dilakukan pereaksian antara airtanah dan air hujan. Data pantauan fluktuasi muka air tanah menunjukkan bahwa muka air tanah akan naik bilamana curah hujan relatif tinggi dan menurun pada curah hujan relatif kecil. Pada bulan dimana curah hujan relatif tinggi (Juni 2010; 93 mm), muka air tanah akan menjadi semakin dangkal (1,28 m dibawah permukaan) dan akan semakin dalam (1,315 m dibawah muka tanah) pada curah hujan lebih kecil (Juli 2010; 44,1 mm). Data fluktuasi muka air tanah tersebut, terbukti berkorelasi dengan besarnya curah hujan pada waktu tersebut. Pada tahun 2010 tidak ada musim kemarau sehingga belum bisa diketahuikedudukan muka air tanahsetelah ada sumur SIMBAT. Pantauan terhadap kualitas air telah dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan air yang tersimpan dalam tanah dengan cara membandingkan antara standar kualitas air bersih dengan airtanah yang diperoleh dari kolam dan dari sumur pantau. Unsur Mn umumnya lebih tinggi dari standar yang diperbolehkan. Unsur ini akan berkurang setelah terjadi pengenceran dan pereaksian antara air tanah dengan air hujan. Dalam laporan ini diuraikan tentang konstruksi, kuantitas, dan kualitas air tersimpan, dan efektivitas konstruksi SIMBAT. Pantauan data fluktuasi muka air tanah tahun 2011 menunjukkan bahwa muka air tanah akan menurun pada curah hujan relatif kecil. Kapasitas pengisian kolam resapan berbeda-beda dari waktu kewaktu. Jika curah hujan relatif besar maka kapasitas pengisian kolam resapan menurun, dan jika curah hujan relatif kecil maka kapasitas pengisian kolam resapan meningkat. Pengisian kolam pada tanggal 10 Agustus, 149 m3 perhari; 29 Januari, 156m3 perhari; dan pada 10 Maret, 161 m3 perhari. Kapasitas pengisian tersebut berkorelasi dengan besarnya curah hujan pada waktu tersebut. Kondisi muka air tanah meningkat pada musim maksimum hujan, yaitu 1,25 m bawah permukaan tanah dan akan menurun pada musim minimun hujan, yaitu menjadi 3,23 m bawah permukaan tanah, tetapi penurunan ini tidak melebihi posisi sebelum ada proses pengisian air (recharge), yaitu 4,52 m bawah permukaan tanah. Pantauan terhadap kualitas air telah dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan air yang tersimpan didalam tanah, dengan cara membandingkan antara standar kualitas air bersih dan airtanah yang diperoleh dari kolam dan dari sumur pantau. Di kolam resapan, unsur Mn umumnya lebih tinggi dari standar yang diperbolehkan. Unsur ini berkurang pada sumur pantau. Hal tersebut disebabkan terjadi pengenceran dan pereaksian antara airtanah dan air hujan. (2011)
|