Description
|
Penelitian Morfodinamika Pantai Di pantai Selatan Yogyakarta telah dilaksanakan tahun 2012 dengan melakukan pengamatan di sepanjang pantai yang diteliti titik titik koleksi sampel ditentukan posisi pengambilannya dengan menggunakan GPS bentuk bentuk morfologi di lokasi penelitian di foto dengan kamera dan kemiringan pantai diukur dengan alat penentu kemiringan dan lebar pantai dengan meteran. Morfodinamika pantai-pantai di selatan Jawa sangat kompleks karena melibatkan berbagai faktor, yaitu kondisi geologi, oseanografi, klimatologi, dan interaksi antara alam dan manusia yang semua itu dapat menurunkan kestabilan alami pantai. Walaupun memiliki letak tektonik dan kondisi geologi umum yang sama, karakteristik pantai Yogyakarta memiliki tiga morfotipe yang berbeda, yaitu disipatif, reflektif, dan intermediet. Dari kajian aspek morfodinamika, secara umum karakter pantai selatan Yogyakarta mengalami perubahan kondisi pantai dari arah barat ke timur, yaitu meningkatnya dimensi ukuran butir, sortasi makin buruk, bentuk butiran makin menyudut, peningkatan energi gelombang, peningkatan tinggi gelombang dan periode gelombang, peningkatan kekuatan arus menyusur pantai, perubahan dari mineral vulkanik klastik menjadi biogenik, pengurangan kompaksi dan densitas batuan, pengurangan kuantitas aliran sungai permukaan, kerentanan wilayah makin tinggi, dan keamanan pantai makin berkurang.Perubahan karakter pantai dari barat ke timur dapat disebabkan adanya patahan yang berarah barat laut-tenggara dari Gunung Batur yang menerus hingga dasar laut selatan Yogyakarta, yaitu sesar Opak, yang merupakan sesar lama yang aktif kembali karena gempa tahun2006. Faktor morfodinamika merupakan faktor yang dinamis dan selalu berubah sehingga kondisi pantai saat ini dan kerentanan serta tingkat keamanannya dapat pula berubah di masa yang akan datang.Wilayah pantai yang memiliki karakter pantai berkelok-kelok dengan litologi batu gamping yang berporositas tinggi lebih berisiko terhadap bencana alam pantai, seperti tsunami, erosi, dan tanah longsor, dengan dampak kerusakan akan lebih besar dan tidak aman terhadap ekowisata, daripada pantai yang lurus dan landai dengan litologi pasir vulkanik.
Terdapat pada Buku Sumber Daya Laut di Perairan PesisirGunungkidul, Yogyakarta/Muswerry M. (Ed.). – Jakarta: LIPI Press, 2015 (2015)
|