Description
|
Pemanfaatan tanaman sambiloto sebagai tanaman obat tradisional sudah dikenal sejak lama. Secara farmakologi tanaman ini telah terbukti berkhasiat antara lain: sebagai penurun gula darah, mempunyai efek anti bakteri, anti kanker, dan anti malaria. Efek farmakologi ini disebabkan kandungan bahan aktifnya yang tinggi yaitu senyawa andrographolide dan neo andrographolide.. Klaim khasiat sambiloto sebagai imunomodulator dan antivirus dalam pencegahan penyakit Corona Virus 19 di masa pandemi memberikan peluang terhadap pengembangan komoditas ini. Pengembangan komoditas tersebut memerlukan benih yang bermutu tinggi baik secara genetis, fisik maupun fisiologis secara berkelanjutan. Permasalahan dalam pengembangan tanaman sambiloto antara lain: (1) terbatasnya varietas unggul yang mampu menghasilkan produksi terna tinggi dengan kandungan bahan aktif yang tinggi dan (2) terbatasnya benih bermutu secara genetik, fisik dan fisiologis yang disebabkan oleh penanganan benih yang masih belum optimal, mulai dari waktu panen, pemecahan dormansi, penyimpanan dan penyaluran benih. Informasi mengenai teknologi penentuan umur panen benih yang tepat, pemecahan dormansi, dan penyimpanan benih sudah banyak dilaporkan, namun pemanfaatan dan penerapan teknologi tersebut belum terarah dengan baik dalam mengatasi permasalahan ketersediaan benih sambiloto. Penulisan bertujuan menginformasikan dan mengarahkan peran teknologi benih dalam mendukung pengembangan tanaman sambiloto sebagai bahan obat herbal terstandar. Penerapan ilmu teknologi benih dalam suatu industri benih untuk memproduksi benih sambiloto berkontribusi dalam: (1) memperpendek masa dormansi, sehingga benih tumbuh cepat dan seragam (2) meningkatkan viabilitas dan vigor benih, sehingga efisien dalam penanaman di lapangan, (3) meningkatkan daya simpan benih, sehingga benih bisa tersedia saat dibutuhkan dan (4) meningkatkan mutu fisik benih, sehingga meningkatkan nilai ekonomis benih yang diproduksi. Aspek perbenihan penting dalam mendukung pengembangan tanaman sambiloto adalah: (1) penggunaan varietas unggul Sambina 1, dengan keunggulan produksi terna dan kandungan bahan aktif, (2) pemanenan benih dilakukan pada saat masak fisiologis yang ditandai dengan warna polong hijau keunguan, (3) teknologi pemecahan dormansi dapat dilakukan sebelum benih disemai untuk meningkatkan daya berkecambah dan keseragaman pertumbuhan benih, yaitu cara menggosok menggunakan ampelas dan dengan perlakuan pelempaban benih dengan GA3 200 ppm, dan (4) Teknologi penyimpanan benih jangka panjang, dilakukan dengan cara mengemas dalam kantong plastik kedap dan disimpan pada suhu 6 0C, dan RH 50% dan menggunakan kantung kertas berpori pada suhu ruang untuk penyimpanan jangka pendek.
|