Description
|
Model arsitektur pohon pada dasarnya merupakan struktur atau konstruksi pohon sebagai hasil dari pertumbuhan meristematik. Arsitektur pohon sangat berkaitan dengan faktor-faktor air dan tanah, termasuk curah hujan, air curahan tajuk, aliran batang, infiltrasi, aliran permukaan dan erosi. Pada plot-plot Altingia excelsa (Rasamala), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan harian tercatat 9,67 mm, aliran batang 0,03 mm, curahan tajuk 5,43 mm, infiltrasi 0,51 ml/mm2/detik, aliran permukaan 3,45 mm, dan erosi 5,66 kg/m2. Pada plot-plot Schima wallichii (Puspa), rata-rata curah hujan harian tercatat 9,67 mm, aliran batang 0,04 mm, curahan tajuk 4,02 mm, infiltrasi 0,49 ml/mm2/detik, aliran permukaan 8,18 mm, dan erosi 12,71 kg/m2. Dibandingkan dengan A. excelsa, S. wallichii memiliki beberapa nilai lebih tinggi pada beberapa parameter yang diukur, meliputi aliran batang, aliran permukaan, dan tingkat erosi, mengindikasikan bahwa pohon-pohon tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan baik pada lahan-lahan dengan kemiringan 70 persen di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tetapi, pohon-pohon A. excelsa mempunyai model percabangan yang lebih menyebar (luas), tajuk yang lebih tinggi dan lebar, kanopi yang lebih rapat, dan alur-alur kulit batang menyamping, sehingga mampu memperlambat kecepatan aliran batang dan air curahan tajuk. Implikasinya pohon-pohon A. excelsa mampu menahan dan mengkonservasi air dan tanah lebih baik daripada pohon-pohon S. wallichii.
Jurnal Biologi Indonesia Vol. 10 No. 1 Hal. 17-26 ISSN 0854-4425
(2014)
|