Description
|
Gamat adalah salah satu cara menyanyikan pantun di Minangkabau (sekarang Sumatera Barat). Seni pelipu lara ini berkembang di daerah pantai barat Provinsi Sumatera Barat, dan sampai sekarang masih hidup dalam masyarakat Minangkabau. Secara etimologi, gamat berasal dari kata gamit, yaitu menyentuh seseorang dengan jari untuk mengajak orang bercakap-cakap atau untuk keperluan lain. Hal ini dibuktikan bahwa dalam tradisi pertunjukan gamat biasanya diikuti dengan tarian spontan oleh dua sampai empat orang. Tuturan/pantun dalam gamat ada yang dilakukan oleh satu orang penutur, dua penutur atau empat penutur. Penutur itu tidak terikat, apakah laki-laki atau perempuan. Munculnya sastra lisan bergamat di Minangkabau adalah akibat perbauran budaya lokal masyarakat Minangkabau dengan budaya asing, seperti Eropa, Arab, India, dan Cina. Dengan demikian, secara historis, kosa kata ’gamat’ sudah digunakan oleh orang India (Hindustan). Dan sebagai nama ensambel musik dahulunya, musik ini dibawa oleh pedagang-pedagang India ke wilayah nusantara (Malaysia dan Indonesia) sebagai hiburan dimana mereka singgah. Salah satu daerah di Sumatera Barat, dimana gamat masih hidup dan berkembang adalah Desa Anau Cerocok, Ampang Pulai, Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan Di Anau Cerocok ini ada sebuah kelompok gamat yang bernama Gurindam Pasisie. Kelompok seni ini dipimpin oleh Bapak Asril Seder. (2023-11-21)
|