Metoda tempa (forging), dalam pembuatan komponen piston memberikan produk yang memiliki unjuk kerja lebih baik dibandingkan dengan piston yang dihasilkan melalui proses pengecoran (casting). Dimensi piston yang dihasilkan dapat lebih terkontrol dan cacat produk yang dihasilkan melalui proses pengecoran dapat dihindari. Dilihat dari sisi material komponen hasil tempa mempunyai tingkat porositas yang lebih rendah hal ini akan meningkatkan kekuatan dan kekerasannya. Sehingga secara keseluruhan unjuk kerja komponen hasil tempa dalam hal ini piston menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan unjuk kerja piston hasil pengecoran. Selain menghasilkan produk dengan unjuk kerja yang lebih baik, metode tempa juga dapat mempercepat proses produksi.Pengujian telah dilakukan untuk membandingkan komponen piston hasil tempa dengan piston hasil pengecoran meliputi analisa komposisi kimia, sifat mekanik dan struktur mikro. Komposisi kimia piston hasil sesuai dengan grade AA 4032, sedangkan piston hasil pengecoran sesuai dengan grade AC8A dan AC9A, massa jenis piston hasil tempa relatif lebih besar sekitar 20 persen, nilai kekerasan piston hasil tempa 15 persen lebih tinggi sehingga memungkinkan piston dibuat dengan massa persatuan piston lebih kecil. Hasil pengamatan metalografi menunjukkan struktur yang lebih padat akibat deformasi dan eutektik silikon yang lebih halus.
Prosiding Seminar Material Metalurgi 2010, hlm: 183-191
(2010)