Description
|
Salah satu sasaran Kebijakan Energi Nasional adalah terwujudnya energi (primer) mix pada tahun 2025 dengan pengurangan konsumsi minyak bumi. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian LIPI sejak tahun 2002 telah menghasilkan satu paket teknologi sistem penggerak mobil listrik yang sederhana, efisien, dan kompak. Teknologi tersebut sudah banyak diaplikasikan pada mobil listrik berkecepatan rendah untuk memenuhi kebutuhan pengoperasian pada kawasan khusus. Penggunaan mobil listrik di jalan raya membutuhkan daya dan kecepatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem pengaruh yang lebih handal dan efisien. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan tujuan 1) menentukan rancangan teknologi penggerak yang handal dan efisien serta dapat diterapkan pada kendaraan listrik untuk jalan raya; 2) menerapkan EMS untuk mengoptimalkan daya penggerak dan efisiensi penggunaan energi fuel cell dan lithium battery; 3) menyinkronkan hasil penelitian LIPI di bidang transportasi listrik dengan kesepakatan dunia dalam bidang transportasi listrik yang disebut dengan istilah "Energy Protocol". Kegiatan ini dilakukan selama dua tahun anggaran (2009-2010). Pada tahun pertama disiapkan satu set sistem penggerak kendaraan listrik lengkap dengan chassis yang telah dimodifikasi untuk menempatkan sistem fuel cell dan lithium battery. Di samping itu, juga dilakukan pengintegrasian dengan fuel cell sebagai energi generator dan lithium battery sebagai energy storage agar daya jelajah kendaraan bisa lebih jauh. Pada tahun kedua dilakukan tahapan sebagai berikut. Pertama, dilakukan desain ulang EMS Versi-1 dari hasil kegiatan tahun pertama yang menghasilkan EMS Versi-2. Selanjutnya, dilakukan rancang bangun EMS Versi-2 dengan mengimplementasikan desain EMS Versi-2 pada kendaraan listrik hibrida yang sudah dimodifikasi. Kedua, EMS Versi-2 diinstalasikan pada kendaraan dengan mempertimbangkan 1) display screen harus mudah dilihat dan disentuh oleh pengemudi dan tidak mengganggu pandangan keluar; 2) harus tahan terhadap getaran kendaraan akibat permukaan jalan yang bergelombang; 3) harus dekat dengan titik pengukuran sensor agar kabel pengukuran sependek mungkin. Tahap akhir dari kegiatan tahun kedua adalah menganalisis dan menguji kemampuan kendaraan listrik tersebut. Analisis dilakukan di laboratorium dan pengujian di jalan raya. Disimpulkan bahwa rancang bangun sebuah prototipe EMS telah berhasil diselesaikan. Prototipe ini sudah diinstalasikan pada kendaraan listrik hibrida yang telah ada dan kendaraan listrik hibrida hasil modifikasi tahun 2009. EMS diprogram untuk mengendalikan penggunaan energi baterai untuk menggerakkan kendaraan listrik. EMS juga diprogram untuk mengatur kembali baterai oleh motor bensin (Internal Combustion Engine). Kehandalan EMS telah diuji di laboratorium dengan bantuan perangkat lunak AVL Cruise yang memfasilitasi pemodelan kendaraan dengan ikon dan kebutuhan data sama dengan spesifikasi suatu sistem kendaraan. Dari pengujian laboratorium ini diperoleh batas atas dan batas bawah waktu pengisian baterai pada 80-40%. Pengujian juga dilakukan di jalan raya di Kota Bandung dan sekitarnya. Dari pengujian langsung ini diperoleh hubungan kecepatan kendaraan (km/jam) versus waktu (detik); drop tegangan baterai (Volt) versus waktu (detik); suhu (Celsius) versus waktu (detik); arus listrik (Ampere) versus kecepatan kendaraan (km/jam); daya (KW) versus kecepatan kendaraan (km/jam) sehingga didapatkan kecepatan ekonomis kendaraan listrik. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi pada kendaraan listrik, disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan topik utama yang mengarah pada mengukur dan memanfaatkan energi pengereman (regenerative braking). (2010)
|