Blooming fitoplankton Microcystis aeruginosa dijumpai di Waduk Karangkates pada tahun 2001 dan 2002. Upaya pengendalian ledakan populasi Microcystis dilakukan dengan menjaring jenis fitoplankton tersebut ketepian perairan. Untuk mengetahui kemungkinan terjadinya blooming lagi dari jenis fitoplankton ini dilakukan pengamatan komposisi fitoplankton dan peluang blooming Microcyctis aeruginosa di Waduk Karangkates pada bulan Juni dan September 2003. Beberapa parameter lingkungan yang terkait dengan kelimpahan fitoplankton dan peluang blooming Microcystis juga diamati antara lain kecerahahan perairan, kedalaman eufotik, konsentrasi material tersuspensi (SS), kedalaman termoklin dan keseimbangan unsur hara nitrogen dan fosfor. Kondisi lingkungan menunjukkan bahwa kecerahan dan kedalaman eufotik sangat rendah dengan kisaran masing-masing 0,36 - 0,80 m dan 0,97 - 2,16 m. Distribusi suhu menunjukkan perairan terstratifikasi dengan kedaf aman termoklin berkisar antara 2 - 6 m dan 4 - 8 m pada bulan Juni serta 2 -10 m dan 5 - 8 m pada bulan September. Pada umumnya rasio TN:TP>12 ini mengindikasikan unsur pembatas pertumbuhan alga adalah fosfor. Komposisi fitoplankaton terdiri dari jenis-jenis yang tergolong dalam Chrysophyta, Chlorophyta, Cyanophyta, Phyrrophyta dan Euglenophyta. Komposisi fitoplankton didominasi oleh Ceratium hirudinella jenis dari kelompok Phyrrophyta, sedangkan Microcyatis aeruginosa bukan merupakan kelompok yang dominan namun kelimpahannya masih cukup tinggi. Synedra ulna dan Melosira adalah jenis-jenis yang dominan dari taxa Chrysophyta yang umumnya banyak dijumpai di perairan yang subur. Kelimpahan fitoplankton sangat tinggi pada permukaan sampai kedalaman 2 m yakni berkisar antara 123.495 - 560.520 individu/1. Kondisi ini didukung oleh tingginya nilai material tersuspensi pada kolom tersebut. Peluang blooming Microcystis masih cukup tinggi yakni 45 persen khususnya pada bulan September.
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol. 33, No. 1.
(2007)